Piala Dunia Indonesia Tahun 1938

Piala Dunia Indonesia Tahun 1938

Daftar juara Piala Dunia Antarklub:

2000: Corinthians (Brasil)2001-2004: Tak digelar2005: Sao Paulo (Brasil)2006: Internacional (Brasil)2007: AC Milan (Italia)2008: Manchester United (Inggris)2009: Barcelona (Spanyol)2010: Inter Milan (Italia)2011: Barcelona (Spanyol)2012: Corinthians (Brasil)2013: Bayern Munich (Jerman)2014: Real Madrid (Spanyol)2015: Barcelona (Spanyol)2016: Real Madrid (Spanyol)2017: Real Madrid (Spanyol)2018: Real Madrid (Spanyol)2019: Liverpool (Inggris)2020: Bayern Munich (Jerman)2021: Chelsea (Inggris)2022: Real Madrid (Spanyol)2023: Manchester City (Inggris)

2 - Bayern Munich, Corinthians

1 - Sao Paulo, Internacional, AC Milan, Manchester United, Inter Milan, Liverpool, Chelsea, Manchester City

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Berikut ini adalah catatan hasil Indonesia pada Piala Dunia FIFA. Piala Dunia FIFA, kadang disebut dengan Piala Dunia saja, adalah kompetisi sepak bola internasional yang diikuti oleh tim sepak bola putra anggota Fédération Internationale de Football Association (FIFA), badan pengatur sepak bola dunia. Kejuaraan ini telah digelar setiap empat tahun sekali sejak turnamen pertama pada tahun 1930, kecuali pada tahun 1942 dan 1946, yang tidak diselenggarakan karena Perang Dunia II.

Turnamen ini dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap kualifikasi dan tahap final (secara resmi disebut dengan Final Piala Dunia). Tahap kualifikasi, yang saat ini diselenggarakan dalam waktu sekitar tiga tahun sebelum final, digunakan untuk menentukan tim mana yang akan lolos ke Final Piala Dunia. Format final saat ini diikuti oleh 32 tim, yang bersaing memperebutkan gelar juara di negara tuan rumah dalam waktu lebih dari satu bulan. Final Piala Dunia adalah acara olahraga yang paling banyak disaksikan di dunia, dengan perkiraan 715,1 juta orang menyaksikan Final Piala Dunia FIFA 2006.[1]

Tim nasional sepak bola Indonesia hanya berpartisipasi sekali dalam Piala Dunia FIFA, yakni pada tahun 1938 di Prancis dengan nama Hindia Belanda, dan tercatat sebagai tim Asia pertama yang berlaga dalam Piala Dunia FIFA. Meskipun saat ini negara ini telah merdeka dari Belanda dan berubah nama menjadi Indonesia, FIFA memutuskan bahwa Indonesia adalah penerus dari tim Hindia Belanda. Hindia Belanda menghadapi Hungaria dalam pertandingan pertamanya, dan kalah 6-0. Sistem gugur yang digunakan pada saat itu menyebabkan pertandingan ini adalah pertandingan satu-satunya yang pernah dimainkan oleh tim Indonesia. Dengan demikian, Indonesia memegang rekor Piala Dunia FIFA sebagai satu-satunya tim dengan pertandingan paling sedikit yang dimainkan (1 pertandingan), dan salah satu tim dengan jumlah gol paling sedikit dalam sejarah Piala Dunia FIFA (0 gol).[2]

Pada tahun 1958, untuk pertama kalinya negara ini ikut serta dalam kualifikasi Piala Dunia FIFA dengan menyandang nama Indonesia. Tim Indonesia berhasil mengalahkan Tiongkok di putaran pertama, namun kemudian didiskualifikasi setelah menolak bertanding dengan Israel. Setelah tahun 1958, tim Indonesia mengalami hiatus panjang dari Piala Dunia FIFA karena situasi politik yang tidak mendukung, baik di dalam ataupun di luar negeri. Indonesia akhirnya kembali berpartisipasi dalam kualifikasi Piala Dunia pada tahun 1974.

Prancis (1998 & 2018)

Prancis telah mencapai puncak kesuksesan di Piala Dunia dengan menjadi juara pada tahun 1998 dan 2018. Pada tahun 1998, Prancis menjadi tuan rumah Piala Dunia untuk pertama kalinya. Dipimpin oleh pelatih Aimé Jacquet, tim nasional Prancis berhasil memenangkan turnamen tersebut setelah mengalahkan Brasil 3-0 di final yang diadakan di Stade de France, Saint-Denis.

Tidak jauh berbeda dengan Piala Dunia yang sebelumnya, pada tahun 1966 Inggri berhasil menjadi juara dan sekaligus berstatus sebagai Tuan Rumah. Ini merupakan pertama kalinya Piala Dunia diadakan di Britania Raya. Momentum menjadi lebih spesial karena Inggris akhirnya berhasil meraih gelar juara setelah mengalahkan Jerman Barat.

Namun, kemenangan Inggris ini tidak lepas dari kontroversi. Salah satu gol yang diciptakan oleh Geoff Hurst dianggap banyak orang tidak sah karena bola pantulan dari mistar tidak melewati garis gawang sepenuhnya.

Keluarnya Spanyol sebagai juara Piala Dunia pada tahun 2010 adalah momen yang sangat bersejarah bagi sepak bola Spanyol. Karena kemenangan mereka harus melalui perjuangan yang keras di partai final melawan Belanda. Gol tunggal yang dicetak oleh Andrés Iniesta pada perpanjangan waktu menjadi pembeda dan membawa kemenangan bagi Spanyol 1-0.

Selain itu, yang tidak boleh dilupakan dari tahun ini yaitu bagaimana Spanyol menampilkan gaya permainan Tiki-Taka yang mengagumkan. Penguasaan bola dengan sirkulasi bola yang cepat membuat permainan Spanyol sangat menarik untuk disaksikan.

'Tekanan dari gerakan kebangsaan'

Tentang perbedaan pendapat PSSI dan NIVU ini, John Pattiwael kemudian teringat cerita kakeknya.

Menurut cerita kakeknya, saat itu muncul semacam gugatan yang dilontarkan kaum pergerakan yang mempertanyakan kehadiran Isaac Pattiwael dkk dalam tim bentukan pemerintah Hindia Belanda.

"Walaupun ada tekanan dari gerakan kebangsaan, karena dianggap membela penjajah, buat dia (kakeknya) kesempatan tampil di piala dunia ini tidak akan datang dua kali," kata John.

Sumber gambar, Youtube

Lagi pula, sambungnya, kehadiran ayahnya itu semata didasarkan atas nama olah raga. "Kakek saya sangat mencintai sepak bola."

Walaupun akhirnya Hindia Belanda berangkat ke Prancis dengan mengatasnamakan NIVU, toh kehadiran Tim Hindia Belanda itu akhirnya dicatat sebagai kehadiran pertama kalinya wakil dari benua Asia.

Semula Jepang yang ditunjuk, namun karena kendala transportasi, negara itu mengundurkan diri. Hindia Belanda akhirnya menggantikannya - tanpa melalui ajang kualifikasi piala dunia, yang seperti dipraktikkan sekarang.

Negara dengan Gelar Juara Piala Dunia Terbanyak

Dalam sejarah Piala Dunia, beberapa negara telah meraih gelar juara lebih dari sekali. Di antara mereka, Brasil berdiri sebagai yang terdepan dengan lima gelar juara. Prestasi gemilang ini mengokohkan posisi Brasil sebagai salah satu kekuatan utama dalam dunia sepak bola. Disusul oleh Italia dan Jerman dengan empat gelar juara.

Keberhasilan tiga negara ini, tidak terlepas dari usaha dan permainan yang efektif yang mereka tunjukkan. Brasil dengan Samba, Jerman dengan kekuatan fisik, dan Italia Catenaccio-nya. Ini adalah beberapa khas sepakbola yang sering kita lihat dan tentunya akan terus berkembang.

Bintang Hungaria: 'Isaac Pattiwael bermain bagus'

Usai laga, masih menurut Goorhoff, pemain timnas Hungaria sekaligus salah-satu bintangnya, Gyorgy Sarosi (yang mencetak gol dalam laga ini) mengaku "pertandingan melawan Hindia Belanda, agak berat."

"Dia mengaku tidak menyangka mendapat perlawanan dari tim Hindia Belanda. Banyak kejutan," ungkap Goorhof, mengutip keterangan Sarosi.

Sumber gambar, Java Post

"Sarosi juga mengakui bahwa sebagian pemain Hindia Belanda tampil menyulitkan mereka."

Kemudian, Sarosi menyebut sejumlah pemain Hindia Belanda yang disebutnya bermain bagus, yaitu Sutan Anwar, Hans Taihuttu, Isaac "Tjaak" Pattiwael, serta Suwarte Soedarmadjie.

"Kemampuan mereka menyundul bola, beberapa kali mementahkan umpan ke Sarosi dan Toldi, dua pemain depan Hungaria," ungkap Goorhoff.

Kiper Hindia Belanda, Mo Heng Tan, yang kelahiran 28 February 1913, menurut Goorhoff, awalnya tampil kurang percaya diri.

"Tapi selanjutnya dia bermain bagus, dan beberapa kali berhasil menyelamatkan gawangnya dari kebobolan."

Piala Dunia 1938 dan timnas Hindia Belanda: Kakek saya ‘mencetak gol’ di Piala Dunia 1938

Apakah Anda tahu timnas Hindia Belanda, yang dijuluki 'tim kurcaci', pernah membobol gawang Hungaria di laga hidup-mati di Piala Dunia 1938 di Prancis, tetapi kemudian dianulir oleh wasit?

Sumber gambar, javapost

Walaupun digunduli 0-6 oleh Hungaria dalam laga hidup-mati di Piala Dunia 1938 di Prancis, ternyata timnas Hindia Belanda (sekarang Indonesia) pernah membobol gawang lawannya, tetapi kemudian dianulir oleh wasit.

Para pemain depan tim Hindia Belanda, yang dijuluki 'tim kurcaci', juga dilaporkan mampu menampilkan gaya menggiring bola yang menggiurkan dan bermain terbuka, tetapi lemah dalam bertahan.

Seperti tercatat dalam sejarah, negara Asia pertama yang berhasil tampil di ajang sepak bola dunia bergengsi itu, akhirnya dicukur 6-0 (4-0) oleh tim Hungaria - tim tangguh yang kemudian melaju ke final sebelum ditaklukkan Italia.

Isaac Pattiwael, kelahiran 1914 (dan meninggal dunia pada 1987), gelandang sayap berdarah Maluku, dalam laga itu mampu 'merobek' gawang lawannya yang dijaga kiper legendaris, Antal Szabo, sebelum akhirnya dianulir wasit.

Kisah timnas Hindia 'membobol' gawang Hungaria itu nyaris tak tercatat dalam sejarah piala dunia, tetapi berulang kali diceritakan oleh Isaac Pattiwael kepada orang-orang terdekatnya- termasuk salah-seorang cucunya.

"Tapi yang saya ingat, kakek saya pernah mencetak gol (ke gawang Hungaria, tapi dianulir oleh wasit," ungkap John Pattiwael, salah-seorang cucu Isaac Pattiwael, kepada BBC Indonesia, Kamis (14/06).

Laga tim Hindia Belanda-Hungaria digelar 5 Juni 1938, pukul lima sore waktu setempat, di Stadion Velodorme, di kota Reims, Prancis - sekarang stadion itu diubah menjadi Stadion Auguste Delaune.

Namun demikian, John Pattiwael mengaku tidak ingat persisnya kenapa wasit asal Prancis, Roger Conrie, kemudian menganulir gol yang dicetak kakeknya itu.

Setelah akhirnya kalah 0-6, tim Hindia Belanda itu harus angkat kopor lebih awal, karena saat itu sistemnya menggunakan sistem gugur.

Di hadapan anak dan cucu-cucunya, Isaac sering kali menunjukkan foto-foto lama yang menjadi saksi perjalanannya saat memperkuat tim Hindia Belanda di Piala Dunia 1938 di Prancis, kata sang cucu.

Sumber gambar, Java Post

"Melihat foto itu, ada beberapa muka Indonesia yang hanya beberapa orang saja, sisanya semua bule," ungkap John yang kelahiran 1979 ini.

Dalam berbagai kesempatan, sang kakek selalu bercerita bahwa dirinya sangat bangga sebagai orang Indonesia berdarah Maluku yang pernah tampil memperkuat timnas Hindia Belanda di ajang olah raga bergengsi itu.

"Dia bangga sekali sebagai orang Indonesia, khususnya sebagai pesepakbola dan orang Ambon, yang pernah ke Piala Dunia," ujarnya.

John kemudian teringat kakeknya pernah bercerita bahwa dirinya sangat bangga karena bisa mewakili "orang-orang pribumi" dalam timnas Hindia Belanda di ajang olah raga bergengsi itu.

"Mungkin itu pengalaman sekali dalam seumur hidup bagi seorang Indonesia untuk bisa ke sana (piala dunia)."

Brasil (1958, 1962, 1970, 1994, & 2002)

Dikenal sebagai negara dengan jumlah gelar juara terbanyak, Brasil telah meraih trofi Piala Dunia sebanyak lima kali. Prestasi mereka termasuk kemenangan pada tahun 1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002.

Tidak Ada Piala Dunia pada 1942 dan 1946

Piala Dunia yang dijadwalkan untuk tahun 1942 dan 1946 tidak diadakan karena dampak dari Perang Dunia II.

Fakta Menarik Seputar Piala Dunia

Selain menyajikan pertandingan berkualitas tinggi, Piala Dunia juga menyimpan fakta-fakta menarik yang mendalam di balik sorotan lapangan hijau.

Isaac Pattiwael menjadi pelatih

Setelah kembali ke Jakarta (saat itu bernama Batavia), Isaac Pattiwael terus berkiprah di bidang olahraga, yaitu mendirikan persekutuan olah raga (PO) Maluku, dengan mengumpulkan anak-anak Maluku yang berprestasi di bidang olah raga.

"Tapi dia tidak meninggalkan dunia sepak bola," ujar cucunya, John Pattiwael, mencoba mengenang. Dia kemudian teringat, kakeknya sempat menjadi pelatih tim sepak bola sebuah perusahaan asuransi di Jakarta.

Ditanya apakah kakeknya pernah melakukan pertemuan dengan rekan-rekan satu timnya, John mengatakan mereka jarang melakukannya, seperti menggelar semacam reuni, misalnya.

Sumber gambar, FIFA TV

John juga mengaku tidak mengetahui di mana keluarga para eks pemain tim Hindia Belanda itu kini tinggal. "Dan biasanya yang dijadikan rujukan adalah kakek saya, karena pemain lainnya tidak terdeteksi lagi."

Walaupun tidak mewarisi bakat bermain sepak bola seperti kakeknya, John mengharapkan sejarah yang ditorehkan kakek dan rekan-rekannya yang tampil di Piala Dunia 1938, dapat memotivasi bagi kebangkitan sepak bola Indonesia.

"Masak saat bendera Indonesia belum berkibar, kita bisa sampai ke sana, tapi justru saat kita sudah merdeka, kok malah bendera kita tidak bisa kita bawa ke sana (ajang Piala Dunia)," John berkata.

Dia kemudian mengatakan, barangkali dengan menengok dan belajar dari sejarah, kemajuan sepak bola Indonesia makin dapat terpacu. "Kita pernah loh, dalam keadaan terjajah, kita sampai ikut piala dunia."

"Masak waktu kakek saya dalam keadaan terjajah, dia bisa sampai ke piala dunia, sekarang Indonesia yang sudah merdeka, kita enggak nyampe, nyampe ke piala dunia."