Dewi Laut Indonesia

Dewi Laut Indonesia

Mitos dan kepercayaan tentang Dewi Lanjar

Bagi masyarakat Pekalongan, kisah tentang Dewi Lanjar menjadi warisan budaya yang terus dijaga kelestariannya. Dewi Lanjar dipercaya sebagai sosok dengan kekuatan untuk menjaga kehidupan mikrokosmos dan makrokosmos.

Bukan hanya itu, sosok Dewi Lanjar pun diyakini memiliki sejarah panjang. Dalam kepercayaan masyarakat Islam, Dewi Lanjar bahkan mendapat gelar Hajjah, melansir situs Warisan Budaya Kemdikbud.

Keberadaan Dewi Lanjar dipercaya mendatangkan berkah. Tidak sedikit masyarakat yang datang ke pantai untuk ngalap berkah. Mudah, pesugihan atau cara tradisional menuju satu keinginan, baik rezeki secara material ataupun nonmaterial. Ada yang dengan bertapa, menginap berhari-hari atau sekadar berdoa.

Mitos lainnya mengatakan bahwa Dewi Lanjar memiliki sebuah pabrik batik di dekat pantai Slamaran, Pekalongan. Banyak penduduk setempat yang menjadi pekerja di pabrik tersebut. Menurut cerita warga, para pekerja akan menuju ke suatu tempat, dan tiba-tiba menghilang karena sudah melewati pintu gerbang kerajaan Dewi Lanjar.

Para pekerja tersebut mendapat upah dengan cara unik. Mereka dibebaskan mengambil sendiri uang upah mereka, sebesar Rp10 ribu. Jika mengambil lebih dari jumlah seharusnya, para pekerja terancam tidak bisa kembali ke dunia manusia.

Bukan hanya ngalap berkah, masyarakat pun percaya akan kekuatan Dewi Lanjar dalam memberikan pesugihan. Tidak sedikit yang membuat perjanjian dan menyerahkan tumbal guna mendapat kekayaan, kepopuleran, dan apapun permintaannya.

Namun, upaya ini diyakini hanya berlaku bagi masyarakat di luar Pekalongan. Sebab, kebanyakan penduduk setempat masih memiliki garis keluarga dengan Dewi Lanjar.

Disebutkan bahwa istana Dewi Lanjar sangatlah megah dengan bangunan terpisah. Masing-masing bangunan terhubung dengan jembatan dari manusia yang diikat. Konon, manusia-manusia tersebut adalah mereka yang mengikat janji pesugihan dengan Sang Penguasa Pantai Utara.

Bagaimana menurutmu, apakah mitos dan legenda Dewi Lanjar ini memang benar terjadi?

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Kanjuruhan, Cikal Bakal Kawasan Malang

Dewi Dewi adalah sebuah grup vokal wanita Indonesia yang dibentuk pada tahun 2007 oleh pentolan Dewa 19, Ahmad Dhani, dan saat itu beranggotakan Tata Janeeta, Purie Andriani, dan Inna Kamarie. Mereka bertiga berhasil terpilih melalui audisi dalam sebuah paket acara realitas bertajuk Obsesi Dewa 19 Mencari Dewi Dewi di SCTV. Dewi Dewi bergabung dalam Republik Cinta Management (RCM) pimpinan Dhani dan merilis sebuah album studio berjudul Recycle + (2007). Dua lagu hit muncul dari album ini, yaitu "Dokter Cinta" dan "Begitu Salah Begitu Benar. Album ini berhasil terjual lebih dari 150.000 keping pada saat itu dan memperoleh penghargaan platinum.[1]

Grup ini dibubarkan secara resmi pada Desember 2008 setelah diawali dengan keluarnya Inna. Dua personel tersisa, Tata dan Purie, kemudian membentuk grup baru bernama Mahadewi pada tahun 2009. Pada tahun 2013, Dhani menghidupkan kembali Dewi Dewi dengan merekrut dua peserta X Factor Indonesia yang gagal di tahap seleksi, yaitu Nurul Fadhila dan Yaya Fara.[2] Baby Niken, penyanyi yang sudah bergabung dengan RCM sejak 2010, juga direkrut untuk melengkapi trio ini. Formasi ini tidak begitu berhasil dan hanya melahirkan satu singel berjudul "Jauh Semakin Jauh".

Upaya Dhani untuk mengibarkan kembali Dewi Dewi berlanjut dengan digelarnya audisi bertajuk Dewi Dewi Mahadewi di MNCTV pada akhir tahun 2015.[3] Melalui program tersebut, terpilihlah Nara Syahvira dan Tika Pagraky untuk mengisi Dewi Dewi dalam format duo. Mereka merilis singel berjudul "Aku Bukan Cabe-Cabean" pada tahun 2016. Dua personel asli Dewi Dewi, Inna dan Purie, melakukan reuni dengan grup ini pada tahun 2018 dan Dewi Dewi merilis singel berjudul "Lelaki Penipu" dalam format kuartet (empat vokalis). Dewi Dewi kembali bubar untuk selamanya pada tahun 2019.

Setelah berhasil mengorbitkan grup musik wanita Ratu (1999–2007) yang berformat duo penyanyi-pemusik, musikus Ahmad Dhani bermaksud ingin membentuk grup vokal murni seperti TLC dari Amerika Serikat.[4] Grup tersebut dinamakan Dewi Dewi dan direncanakan terdiri dari tiga sampai empat penyanyi yang akan menyanyikan lagu-lagu Dewa 19 dengan aransemen baru. Dhani bekerja sama dengan stasiun televisi SCTV untuk menggelar program acara realitas pencarian bakat dengan judul Obsesi Dewa 19 Mencari Dewi-Dewi. Audisi diselenggarakan pada bulan Februari-Maret 2007 di Jakarta dan Bandung. Tujuh finalis terpilih kemudian dilibatkan sebagai model dalam video musik Dewa 19 untuk singel berjudul "Dewi" dari album Kerajaan Cinta.

Dari proses audisi tersebut, terpilihlah tiga wanita untuk mengisi Dewi Dewi yaitu Tata Janeeta, Purie Andriani, dan Inna Kamarie. Masing-masing vokalis memiliki karakter yang sangat berbeda satu-sama lainnya, yakni Tata bergenre rock dengan vokal raspy (serak) dan powerhouse (bertenaga), Purie bergenre pop murni dengan vokal yang lembut dan girly (keperempuanan), dan Inna bergenre jazz dengan vokal yang husky dan breathy (berdesah). Meskipun perbedaan karakter yang menonjol, Dhani berhasil mengaransemen ketiganya untuk bernyanyi selaras dalam satu kesatuan harmoni. Dewi Dewi merupakan salah satu artis pertama yang diproduksi oleh Republik Cinta Management (RCM) milik Dhani yang diresmikan pada 14 Maret 2007.[5]

Pada bulan Mei 2007, Dewi Dewi merilis album pertama mereka berjudul Recycle +. Album tersebut sebagian besar berisi lagu-lagu lama milik Dewa 19, serta dua lagu baru yaitu "Dokter Cinta" dan "Begitu Salah Begitu Benar". Dalam album yang berisi 12 lagu ini, setiap personel mendapat kesempatan bernyanyi secara merata. Ketiga personel sama-sama mengisi vokal utama (lead vocals) secara bergantian pada tiga lagu ("Dokter Cinta", "Begitu Salah Begitu Benar", dan "Separuh Nafas"), kemudian masing-masingnya mendapat tiga lagu untuk dinyanyikan secara penuh (solo lead vocals) dimana personel lain hanya mengisi suara latar (backgroud vocals). Tata mengisi vokal utama secara penuh pada lagu "Cukup Siti Nurbaya", "Elang", dan "Ini Gila, Ini Cinta"; Purie pada lagu "Roman Picisan", "Tak Kan Ada Cinta yang Lain", dan "Kasidah Cinta"; serta Inna pada lagu "Love of My Life", "Satu Hati (Kita Semestinya)", dan "Dansa".

"Dokter Cinta" dilepas sebagai singel perdana Dewi Dewi, dengan video musik yang terinsipirasi dari "No Scrubs" milik TLC. Singel tersebut berhasil menjadi hit di Indonesia, disusul oleh lagu balada "Begitu Salah Begitu Benar" yang juga sukses diterima publik. Album perdana Dewi Dewi ini sukses terjual lebih dari 150.000 keping per November 2007 dan memperoleh penghargaan Platinum dari EMI Music Indonesia.[1] Selain berhasil secara penjualan, grup ini juga rutin menerima tawaran tampil di atas panggung serta kontrak iklan dari produk televisi Sharp dan produk kecantikan Dewi Bulan.[6] Dewi Dewi juga menjadi salah satu nominator dalam ajang penghargaan SCTV Music Awards 2008.[7]

Formasi pertama Dewi Dewi dianggap membawa angin segar dalam industri musik Indonesia dan diprediksi mengulang kejayaan AB Three di era 1990-an.[8][9] Namun grup ini malah berumur pendek dengan keluarnya Inna dari Dewi Dewi secara resmi mulai tanggal 1 Juni 2008. Menurut Dhani, penyebab mundurnya Inna adalah karena konsep musik Dewi Dewi yang tidak sesuai dengan idealismenya yaitu jalur musik jazz.[10] Inna meneruskan kariernya sebagai penyanyi jazz dan merilis album solo pertamanya, Inna Kamarie (2010).[11] Ia kemudian memenangkan satu piala pada Anugerah Musik Indonesia 2013 dalam kategori Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik untuk lagunya "Hujan Gerimis".[12]

Selepas ditinggal Inna, Dewi Dewi yang kini hanya beranggotakan Tata dan Purie merilis singel berjudul "Sakit Bukan Main" secara kolaborasi dengan penyanyi Mulan Jameela. Meski singel ini kembali berhasil mendulang sukses, Dhani merasa dengan hanya dua personel Dewi Dewi sudah tidak cocok dengan konsep awalnya. Ia mengajukan beberapa kandidat pengganti untuk mengisi kekosongan Inna, namun ditolak oleh Tata dan Purie. Akhirnya Dewi Dewi dibubarkan oleh Dhani secara resmi pada 23 Desember 2008, dalam jumpa pers di The Rock Cafe, Jakarta Selatan.[13]

Tata dan Purie, yang masih terikat kontrak dengan RCM sampai tahun 2012, ditawari oleh Dhani apakah membentuk grup baru atau menjadi penyanyi solo. Keduanya memilih untuk berduet dalam sebuah grup baru dengan nama Mahadewi yang mengusung konsep berbeda dengan Dewi Dewi. Album perdana Mahadewi bertajuk Dewi Cinta dirilis pada 27 Februari 2009. Sejumlah lagu-lagu hit berhasil dihasilkan oleh duo ini, seperti "Sumpah I Love You", "Ayang-Ayangku", "Lakukan Dengan Cinta", dan "Satu-Satunya Cinta". Setelah kontrak lima tahunnya dengan RCM selesai, Tata keluar dari Mahadewi pada tahun 2012.[14]

Lima tahun setelah dibubarkannya Dewi Dewi, Ahmad Dhani berniat untuk menghidupkan kembali grup ini pada tahun 2013. Dhani yang saat itu menjadi salah satu juri untuk musim pertama ajang pencarian bakat X Factor Indonesia merekrut dua kontestan dari kategori Girls arahan Rossa yang gagal di babak Judges' Home Visit, yaitu Nurul Fadhila dan Yaya Fara. Untuk melengkapi formasi trio yang baru, Dhani juga mengajak Baby Niken, penyanyi solo yang sudah bergabung dengan RCM sejak 2010. Generasi kedua Dewi Dewi ini tampil untuk pertama kalinya di hadapan publik pada 28 Juni 2013 dalam acara A Sound Sations di kafe The Tee Box.[15] Formasi ini tidak bertahan lama dan hanya menghasilkan satu singel berjudul "Jauh Semakin Jauh" yang tidak berhasil bergema di pasaran.[16][17] Menurut Niken, kegagalan Dewi Dewi generasi kedua adalah konsep dan promosi yang kurang, dan ia merasa bahwa masa jaya Dewi Dewi sebagai sebuah produk sudah habis.[18] Nurul sendiri sebenarnya terlebih dahulu hengkang dari Dewi Dewi generasi kedua pada akhir 2014. Sepeninggal Nurul, posisinya digantikan oleh Dinda Meicistaria, mantan personel girlband Queenera. Pasca kontrak mereka habis, Nurul kembali membentuk sebuah duo bernama Ulrika, bersama Frischa Putri Yulisa, yang merupakan mantan personel Mahadewi Dangdut.

Pada penghujung tahun 2015, Dhani menggelar audisi bertajuk Dewi Dewi Mahadewi di lima kota besar yaitu Semarang, Surabaya, Denpasar, Bandung, dan Jakarta.[19] Acara pencarian bakat ini disiarkan oleh MNCTV dan diikuti oleh para perempuan dengan persyaratan usia 17-25 tahun, berpenampilan menarik, dan memiliki kemampuan bernyanyi. Dari ajang ini terpilihlah Nara Syahvira dan Tika Pagraky untuk mengisi Dewi Dewi dalam format duo. Pada tahun 2016, mereka merilis sebuah singel berjudul "Aku Bukan Cabe-Cabean". Nara keluar dari grup ini setelah kontraknya berakhir pada tahun 2017.[20]

Tika selanjutnya disandingkan dengan dua personel asli Dewi Dewi, yaitu Inna dan Purie, serta aktris Luthya Sury, sehingga grup ini berubah format menjadi kuartet dengan tajuk Dewi Dewi All Stars pada tahun 2018. Formasi ini merilis singel berjudul "Lelaki Penipu".[21][22] Tak lama kemudian, Tika dan Inna juga keluar dari grup ini. Dengan ketiadaan Dhani yang saat itu menjalani masa tahanan di penjara pada tahun 2019, Dewi Dewi kembali bubar untuk selamanya.[23]

© 2024 Trans Media, CNN name, logo and all associated elements (R) and © 2024 Cable News Network, Inc. A Time Warner Company. All rights reserved. CNN and the CNN logo are registered marks of Cable News Network, Inc., displayed with permission.

Belanja di App banyak untungnya:

Penyeberangan Laut Merah (atau Penyeberangan Laut Teberau; bahasa Ibrani: קריעת ים סוף‎, Kriat Yam Suph; bahasa Inggris: Crossing of the Red Sea) adalah bagian dari perjalanan bangsa Israel setelah keluar dari Mesir yang dipimpin oleh nabi Musa dicatat dalam Kitab Keluaran 13:17–14:29. Ketika itu Bani Israel baru saja meninggalkan Mesir dan mengembara ke padang gurun. Allah memerintahkan Nabi Musa dan Bani Israel keluar dari perbudakan di Mesir dan pergi ke tanah Kanaan yang telah dijanjikan kepada mereka. Allah memerintahkan mereka keluar pada waktu malam. Awalnya Firaun membiarkan mereka pergi, setelah mengalami tulah semua anak sulung orang Mesir meninggal. Tetapi kemudian, Firaun mengejar Bani Israel ini dengan kereta hingga ke Laut Merah. Orang-orang Israel ketakutan karena mereka tidak dapat melawan dan pasti akan ditawan kembali. Namun Nabi Musa menyatakan bahwa Allah bersamanya dan memberi petunjuk kepadanya.

Atas perintah Tuhan Allah, Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu Allah menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.[1]

Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka—segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda—sampai ke tengah-tengah laut. Dan pada waktu jaga pagi, Allah yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir."[2]

Berfirmanlah Allah kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda." Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah Allah mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka.[3]

Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu Allah menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan Allah terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada Allah dan mereka percaya kepada Allah dan kepada Musa, hamba-Nya itu.[4]

Sampai sekarang, lokasi sebenarnya belum ditemukan.

Kisah ini juga disebutkan dalam Al-Quran Surah 26 Asy-Syu'ara'[7] dan Surah Yunus.[8] Dalam Al-Quran, Allah swt. menjanjikan bahwa mayat Firaun akan diselamatkan untuk dijadikan bahan pelajaran bagi manusia yang tinggal di bumi sekarang.[9] Sejumlah pakar arkeologi menyatakan telah menemukan mummi dari Firaun yang tenggelam itu dan kini dipamerkan di Museum Mesir.

Berdasarkan penelitian Maurice Bucaille, diyakini bahwa Firaun yang tenggelam itu adalah Firaun Merneptah; yang jasadnya dapat diselamatkan orang-orang Mesir setelah ditenggelamkan oleh Laut Merah dan kemudian dimumikan.[10]:148-155, 156-160,[11]:237-239

Hari Nabi Musa dan pengikutnya diselamatkan terjadi pada hari ke-10 bulan Muharam. Hari ini dinamakan Hari Asyura dan sudah diperingati sebelum zaman Nabi Muhammad. Ketika masuk ke kota Madinah, Nabi Muhamad mendapati orang Yahudi berpuasa pada Hari Asyura. Orang Yahudi menjelaskan kepada Nabi bahwa pada hari itu, Nabi Musa telah diselamatkan dari kejaran tentara Firaun.[12]

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dewa Laut Yunani adalah dewa-dewa dalam mitologi Yunani yang tinggal atau bertugas di lautan. Pemimpinnya adalah Poseidon yang didampingi oleh istrinya, Amfitrite.

Belanja di App banyak untungnya:

Hubungan Dewi Lanjar dan Nyi Roro Kidul

Setelah mendapat wangsit dari pemimpin Mataram, Dewi Lanjar menjalankan pertapaan di pantai selatan. Dalam moksanya, ia meminta untuk menjadi pasukan Ratu Kidul. Sang Penguasa Laut Selatan pun menyetujuinya.

Pada satu waktu, Ratu Kidul memerintahkan Dewi Lanjar bersama pasukan jinnya untuk menghalau Raden Bahu. Tujuannya, menghalangi Raden Bahu membuka hutan di Gambiren.

Namun, upaya Dewi Lanjar dan pasukan jinnya berbuah pahit. Raden Bahu sama sekali tidak tergoda yang artinya kegagalan bagi Dewi Lanjar dan pasukannya.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Sayangnya, ia tidak berhasil menuntaskan tugasnya, lalu Dewi Lanjar memutuskan tidak kembali ke pantai selatan. Ia meminta Raden Bahu agar bisa bertempat tinggal di Pekalongan. Baik Raden Bahu maupun Ratu Kidul pun menyetujuinya.

Dewi Lanjar pun menetap dan populer sebagai penguasa laut utara. Tepatnya di sebelah utara kawasan Pekalongan.

Versi lain menyebutkan bahwa Dewi Lanjar sebenarnya adalah Rantam Sari yang merupakan istri Raden Bahu. Jika ditarik garis keturunan, ia adalah Nawangsih, adik dari Nawangwulan yang juga Ratu Kidul di pantai selatan Jawa.

Membicarakan penguasa pantai selatan, pasti gak asing dengan sosok Nyi Roro Kidul. Namun, bagaimana dengan pantai utara? Mitosnya, perairan di atas pulau Jawa ini juga dijaga oleh seorang sosok legendaris bernama Dewi Lanjar.

Penduduk pesisir pantai Pekalongan pun sudah sangat kenal dengan kisah seputar peran dan kekuatannya. Bahkan, ada juga yang mempercayainya sebagai pemberi pesugihan.

Nama aslinya adalah Dewi Rara Kuning. Sebagian besar meyakini sosoknya sebagai putri dengan paras ayu jelita. Meski demikian, cerita hidupnya dikisahkan kebalikannya.

Belum lama setelah pernikahannya, suaminya meninggal dunia. Hal tersebut membuat Dewi Rara Kuning sebagai seorang janda di usianya yang masih muda.

Oleh karena itu, Dewi Rara Kuning pun mendapat julukan ‘Lanjar’. Makin hari namanya pun semakin dikenal sebagai Dewi Lanjar. Julukan dan luka setelah kepergian kekasih akhirnya menyebabkan sang putri meninggalkan kampung halamannya.

Dewi Lanjar pun melakukan perjalanan, hingga sampailah di sekitar Kali Opak. Di sana, ia berjumpa dengan Raja Mataram Panembahan Senopati bersama Mahapatih Singaranu. Saat itu, keduanya sedang bertapa dengan mengapung di atas sungai.

Di hadapan penguasa Mataram, Dewi Lanjar mengutarakan kesedihannya. Ia bahkan bertekad untuk tidak menikah lagi.

Merasa tersentuh, Panembahan Senopati dan Mahapatih Singaranu pun menyarankan Dewi Lanjar untuk bertapa di Pantai Selatan. Bukan tanpa tujuan, pemilihan lokasi pertapaan tersebut bertujuan untuk menghadap Penguasa Laut Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.

Baca Juga: Dewi Fortuna, Sosok Pemberi Nasib Baik dan Keberuntungan